Ruang publik digital saat ini diakses oleh jutaan umat
manusia yang setiap hari bahkan detik mampu untuk saling berinteraksi. Ruang
publik digital ini sangatlah bervariasi, dari mulai hanya menampilkan kata-kata
sampai dengan memperlihatkan sebuah video. Dengan berbagai model ruang publik
digital tersebut, tentu saja memiliki komunitas tersendiri. Sebut saja dari
ruang publik digital youtube yang kita sering sebut dengan youtuber, facebook
dengan facebooker, dan lain sebagainya. Ruang publik digital ini sering diakses
oleh kalangan remaja, namun tidak mengherankan kedepannya anak-anak kecil pun
turut hadir di ruang publik digital karena keterbatasan ruang untuk bermain.
Namun sayang, ruang terbuka digital adalah hal yang semu.
Jauh dari kenyataan dan arti yang sesungguhnya dari sebuah ruang terbuka
publik. Ruang publik digital tidak bisa menjadi tempat untuk bermain bagi
anak-anak layaknya ruang terbuka hijau. Ruang publik digital tidak bisa menjadi
tempat untuk meresapnya air hujan yang jatuh dari langit layaknya ruang terbuka
hijau. Ruang digital tidak bisa untuk menyejukkan lingkungan karena banyaknya
pepohonan yang merindangkannya seperti ruang terbuka hijau. Ruang publik
digital hanya akan merusak kesehatan mata karena seringnya menghadap ke layar
gadget, lain halnya dengan ruang terbuka hijau yang akan menyehatkan kesehatan
karena disana kita bisa melakukan aktivitas olahraga. Justru, ruang publik
digital akan membuat orang menjadi a-sosial sedangkan ruang terbuka hijau akan
membuat orang semakin guyup.
Keberadaan ruang publik baru di era demokrasi digital
menjadi keniscayaan yang tak bisa dielakkan. Telah diulas kelebihan utama yang
dimiliki oleh ruang publik baru adalah sifatnya yang tidak ada batasan yang
mengikat (borderless) serta tidak terbatas populasi. Sifat ini menjadi modal
politik yang potensial bagi ruang publik baru dalam mengagregasi aspirasi
kepentingan publik dalam setiap tahapan pengambilan keputusan publik oleh negara.
Namun, sebagaimana dua wajah Janus teknologi digital, maka ruang publik baru
juga rentan untuk disesaki dengan prototipe “wajah belakang” Janus. Peristiwa
politik di tanah air akhir-akhir ini, yang disesaki dengan berbagai postingan
ujaran kebencian ataupun berbagai pemberitaan yang mengeraskan sentimen SARA
dan berbagai berita hoax pada media sosial dan media online menunjukkan bahwa
ditengah keniscayaan terbentuknya ruang publik baru tersebut gerbang perubahan
demokrasi tanah air pada era digital saat ini masih dikungkung oleh hegemoni
“wajah belakang” Janus.
Tapi, publik tanah air juga tidak boleh lupa bahwa fenomena
“Solidaritas Koin Prita” dan “Aksi Dukungan 1 Juta Facebooker untuk
Bibit-Chandra” adalah merupakan salah satu “Wajah depan” Janus yang ikut
mengisi ruang publik baru secara positif dalam memastikan bekerjanya
nilai-nilai demokrasi berupa solidaritas, humanisme, keadilan di tengah-tengah
masyarakat.
Oleh karena itu, ruang publik baru harus dirawat secara
bersama oleh semua “warga digital” agar ruang publik baru dalam medium
demokrasi digital dapat menjadi kekuatan efektif untuk menumbuhkan kompetensi
pengelolaan pemerintahan dalam memenuhi rasa keadilan, kesejahteraan dan
penghormatan pada kemajemukkan.
Dua cara untuk merawat ruang publik baru, yakni melalui
literasi dan deliberasi. Pertama, Melalui literasi media digital. Literasi yang
dimaksud adalah dengan memunculkan kapasitas kritis berupa individual
competence setiap warga digital untuk dapat
menganalisis terpaan pesan-pesan dari media
sehingga media dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antar manusia
dengan benar dan optimal. Individual competence
menyangkut dua hal yaitu (1) Personal competence yaitu kemampuan seseorang
dalam menggunakan media dan menganalisis konten-konten media; dan (2) social
competence yaitu kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan membangun relasi
sosial lewat media serta mampu memproduksi konten media.
Source :
http://ksp.go.id/gugah-generasi-milenial-isi-ruang-publik-yang-sehat-di-era-digital/
https://www.kompasiana.com/erikerfajar/560c089f3f23bd6108fc6314/ruang-publik-digital-indonesia
https://parliamentresponsiveforum.wordpress.com/2017/10/07/ruang-tanpa-ruang-merawat-ruang-publik-baru-di-era-teknologi-digital/
Source :
http://ksp.go.id/gugah-generasi-milenial-isi-ruang-publik-yang-sehat-di-era-digital/
https://www.kompasiana.com/erikerfajar/560c089f3f23bd6108fc6314/ruang-publik-digital-indonesia
https://parliamentresponsiveforum.wordpress.com/2017/10/07/ruang-tanpa-ruang-merawat-ruang-publik-baru-di-era-teknologi-digital/
4.3 Jelaskan dan berikan contoh tentang ruang publik digital internet dan ponsel
Reviewed by Jordan
on
7:33 AM
Rating:
Tidak ada komentar: