Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap)
antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area
geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas
akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information and communication
technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam
aktivitas. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya
mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat
perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara.
Hal ini tentu perlu ditanggapi sedini mungkin dengan penuh
kesungguhan, sebelum jarak kesenjangan tersebut semakin melebar. Upaya
antisipasi atas perkembangan/perubahan di masa datang juga perlu dikembangkan,
mengingat kecepatan dan kompleksitas perubahan yang cenderung meningkat, serta
perkembangan telematika yang sering dinilai penuh kejutan yang masih sulit
diperkirakan.
1. Dampak negatif
Orang di kota cenderung lupa diri saat memanfaatkan
teknologi, membuat mereka kehilangan banyak waktunya yang sesungguhnya bisa
dilakukan dengan manual tetapi sudah dipermudah dengan teknologi. Sedangkan
yang tidak dapat menghasilkan dan memanfaatkan teknologi hanya bisa menjadi
penonton, hal ini menjadikan yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan
menjadi tetap miskin (desa).
2. Dampak positif
Membuat orang-orang di desa yang semula tak mengetahui apa
itu teknologi menjadi antusias ingin mengetahui apa itu teknologi dan apa
manfaatnya, sehingga mereka pun akan belajar untuk menggunakan dan memanfaatkan
teknologi untuk kemajuan perekonomian nya di desa. Sedangkan dampak positif
bagi orang-orang di kota, kesenjangan digital ini adalah bagi mereka yang dapat
menghasilkan dan memanfaatkan teknologi sangat memiliki peluang untuk mengelola
ekonomi (kota) .
Penyebab Terjadinya Kesenjangan Digital
- Infrastruktur
Masalah kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia
sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak meratanya pembangunan infrastruktur
jaringan komunikasi dan regulasi di berbagai daerah. Sebagai contoh, adanya
perbedaan pola hidup antara masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah
yang sudah maju. Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai
kemampuan dan wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan
masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula,
masyarakat pedesaan di daerah yang sudah maju, mereka akan mempunyai
pengetahuan yang sedikit lebih tinggi untuk mengenal teknologi informasi
dibanding masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan tidak
terjangkau jaringan komunikasi sama sekali).
- Kekurangan skill (SDM)
Kekurangan skill SDM disini bisa dikatakan sebagai minat dan
kemampuan dari seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih banyak
masyarakat yang merasa gugup, takut sehingga enggan menggunakan sarana digital
seperti komputer atau laptop.
- Kekurangan isi / materi (content)
Konten berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya seorang
dapat mengerti mengakses internet, di Indonesia terutama kota-kota tingkat
pendidikan sudah lebih tinggi. Jadi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa
Inggris. Sedangkan yang di desa, seperti petani-petani, mereka masih sangat
kurang dalam menggunakan bahasa asing (Inggris).
- Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri
Berbicara mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata
persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari,
setiap jam- bisa mengakses Internet tetapi "tidak menghasilkan
apapun". Misal, ada seorang remaja punya akses ke komputer dan Internet.
Tapi yang dia lakukan hanya Chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia
tidak bisa menikmati keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi digital.
Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan penyediaan
infrastruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi persoalannya adalah
ketika orang punya komputer dan bisa mengakses Internet, pertanyaan berikutnya
adalah, "apa yang mau diakses? Apa yang mau dia kerjakan dengan peralatan
itu, dengan keunggulan-keunggulan teknologi itu.
- Perbedaan kelas
Kelas merupakan salah satu penentu utama inklusi digital
atau pengecualian . Mike Holderness berpendapat bahwa 'itu tetap kasus yang
paling tajam , paling jelas enumerable membagi dalam ruang cyber adalah mereka
berbasis di mana seseorang hidup dan berapa banyak uang satu memiliki ' (
Holderness 1998: 37 ) . Dalam kebanyakan kasus , orang kaya cenderung tinggal
di tempat dengan infrastruktur telekomunikasi yang baik dengan broadband dan
nirkabel jaringan , sedangkan miskin orang yang tinggal di ghetto kurang
cenderung memiliki baik sanitasi , apalagi jaringan telekomunikasi yang baik
(lihat Hoffman et al, 2000 . ; Ebo 1998) . Kecenderungan umum di kedua negara
maju dan berkembang adalah bahwa kelas kaya adalah yang pertama untuk memiliki
dan menggunakan teknologi media ini mutakhir sementara orang-orang miskin hanya
mendapatkan mereka sebagai akibat dari efek ' trickle -down ' ketika harga
komputer dan koneksi internet menjadi terjangkau . Sekali lagi , Internet
sendiri adalah modal - intensif dan kemudian kebanyakan orang miskin disimpan
di pinggiran nya karena komputer , modem , perangkat lunak dan Internet Service
Provider ' bulanan langganan mungkin tidak terjangkau bagi mereka .
Source :
4.4 sebutkan dampak positif dan negatif dari kesenjangan digital
Reviewed by Jordan
on
7:40 AM
Rating:
Tidak ada komentar: